Hakikat
Membaca
Syafi’ie
(1994:6-7) menyebutkan hakikat membaca adalah:
a.
Pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilan memahami
kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai
dengan memahami secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan.
b.
Kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti
baris-baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok
kata, melihat ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman
terhadap bacaan.
c.
Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan
memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman yang telah dipunyai.
d.
Suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan
memahami informasi serta memberikan makna terhadap bacaan.
e.
Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan menggunakan informasi
dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai
sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut.
f.
Proses menghubungkan tulisan dengan bunyinya sesuai dengan sistem
tulisan yang digunakan.
g.
Kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam tulisan.
Kegiatan membaca bukan hanya kegiatan mekanis saja, melainkan
merupakan kegiatan menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata yang
membawa makna.
Dari
beberapa butir hakikat membaca tersebut, dapat dikemukakan bahwa
membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan
psikologis. Proses yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati
tulisan secara visual dan merupakan proses mekanis dalam membaca.
Proses mekanis tersebut berlanjut dengan proses psikologis yang
berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi. Proses pskologis
itu dimulai ketika indera visual mengirimkan hasil pengamatan
terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem syaraf. Melalui
proses decoding gambar-gambar bunyi dan kombinasinya itu kemudian
diidentifikasi, diuraikan, dan diberi makna. Proses decoding
berlangsung
dengan melibatkan Knowledge
of The World dalam
skemata yang berupa kategorisasi sejumlah pengetahuan dan pengalaman
yang tersimpan dalam gudang ingatan.
2.
Tujuan Membaca
Nah,
dalam membaca tentu kita mempunyai tujuan. Tujuan utama dalam
membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup
isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning)
erat
sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam
membaca.
Henry
Guntur Tarigan (1989) mengemukakan tujuan membaca adalah sebagai
berikut:
a.
Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta(reading
for details or facts).
b.
Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading
for main ideas).
c.
Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi
cerita(reading
for sequence or organization).
d.
Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading
for inference).
e.
Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan
(reading
to classify).
f.
Membaca menilai, membaca evaluasi (reading
to evaluate).
g.
Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading
to compare or contrast).
3.
Kegiatan Membaca sebagai Kegiatan Integratif Berbahasa
Keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis tentu mempunyai hubungan
antarsatu keterampilan dengan keterampilan lainnya. Adapun
hubungannya adalah sebagai berikut.
Keterampilan
Membaca sebagai Kegiatan Integratif Berbahasa
(a)
Hubungan Membaca dengan Menyimak
(b)
Hubungan Membaca dengan Menulis
(c)
Hubungan Membaca dengan Berbicara

No comments:
Post a Comment