Ads

Sunday, 6 May 2018

Hakikat Membaca



Hakikat Membaca 
 
Syafi’ie (1994:6-7) menyebutkan hakikat membaca adalah:
a. Pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilan memahami kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan.
b. Kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris-baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap bacaan.
c. Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dipunyai.
d. Suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan memahami informasi serta memberikan makna terhadap bacaan.
e. Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut.
f. Proses menghubungkan tulisan dengan bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan.
g. Kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam tulisan. Kegiatan membaca bukan hanya kegiatan mekanis saja, melainkan merupakan kegiatan menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata yang membawa makna.
Dari beberapa butir hakikat membaca tersebut, dapat dikemukakan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual dan merupakan proses mekanis dalam membaca. Proses mekanis tersebut berlanjut dengan proses psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi. Proses pskologis itu dimulai ketika indera visual mengirimkan hasil pengamatan terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem syaraf. Melalui proses decoding gambar-gambar bunyi dan kombinasinya itu kemudian diidentifikasi, diuraikan, dan diberi makna. Proses decoding berlangsung dengan melibatkan Knowledge of The World dalam skemata yang berupa kategorisasi sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam gudang ingatan.
    2. Tujuan Membaca

    Nah, dalam membaca tentu kita mempunyai tujuan. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
Henry Guntur Tarigan (1989) mengemukakan tujuan membaca adalah sebagai berikut:
a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta(reading for details or facts).
b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
c. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita(reading for sequence or organization).
d. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
e. Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).
f. Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate).
g. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).

3. Kegiatan Membaca sebagai Kegiatan Integratif Berbahasa
Keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis tentu mempunyai hubungan antarsatu keterampilan dengan keterampilan lainnya. Adapun hubungannya adalah sebagai berikut.
Keterampilan Membaca sebagai Kegiatan Integratif Berbahasa
(a) Hubungan Membaca dengan Menyimak
(b) Hubungan Membaca dengan Menulis
(c) Hubungan Membaca dengan Berbicara

No comments:

Post a Comment